Menurut ajaran agama Hindu, Brahma (Sanskerta: ब्रह्मा ;Brahmā)
adalah Dewa pencipta. Dalam filsafat Adwaita, ia dipandang sebagai salah
satu manifestasi dari Brahman (sebutan Tuhan dalam konsep Hinduisme)
yang bergelar sebagai Dewa pencipta. Dewa Brahma sering disebut-sebut
dalam kitab Upanishad dan Bhagawadgita.
Brahma dalam Bhagawadgita
Dalam kitab suci Bhagawadgita, Dewa Brahma muncul dalam bab 8 sloka
ke-17 dan ke-18; bab 14 sloka ke-3 dan ke-4; bab 15 sloka ke-16 dan
ke-17. Dalam ayat-ayat tersebut, Dewa Brahma disebut-sebut sebagai Dewa
pencipta, yang menciptakan alam semesta atas berkah dari Tuhan Yang Maha
Esa. Dalam Bhagawadgita juga disebutkan, siang hari bagi Brahma sama
dengan satu Kalpa, dan Brahma hidup selama seratus tahun Kalpa, setelah
itu beliau wafat dan dikembalikan lagi ke asalnya, yakni Tuhan Yang Maha
Esa.
Dewa pencipta
Menurut agama Hindu, Brahma adalah salah satu di antara Trimurti
(Brahma, Wisnu, Siwa). Dewa Brahma juga bergelar sebagai Dewa
pengetahuan dan kebijaksanaan. Beberapa orang bijaksana memberinya gelar
sebagai Dewa api. Dewa Brahma saktinya Dewi Saraswati, yang menurunkan
segala ilmu pengetahuan ke dunia.
Menurut mitologi Hindu, Dewa Brahma lahir dengan sendirinya (tanpa
Ibu) dari dalam bunga teratai yang tumbuh di dalam Dewa Wisnu pada saat
penciptaan alam semesta. Legenda lain mengatakan bahwa Dewa Brahma lahir
dari air. Di sana Brahman menaburkan benih yang menjadi telur emas.
Dari telur emas tersebut, lahirlah Dewa Brahma Sang pencipta. Material
telur emas yang lainnya menjadi Brahmanda, atau telur alam semesta.
Menurut cerita kuno, pada saat penciptaan alam semesta, Brahma
menciptakan sepuluh Prajapati, yang konon merupakan ayah-ayah (kakek
moyang) manusia pertama. Menurut Manusmrti, sepuluh Prajapati tersebut
adalah: Marichi, Atri, Anggirasa, Pulastya, Pulaha, Kratu, Wasistha,
Praceta atau Daksa, Briegu, dan Narada. Ia juga konon menciptakan tujuh
pujangga besar yang disebut Sapta Rsi untuk menolongnya menciptakan alam
semesta.
Menurut kisah di balik penulisan Ramayana, Dewa Brahma memberkati
Resi Walmiki untuk menulis kisah Ramayana, menceritakan riwayat Rama
yang pada masa itu sedang memerintah di Ayodhya.
Penggambaran
Ukiran Dewa Brahma di Halebid, India.
Dewa Brahma memiliki ciri-ciri sesuai dengan karakter yang dimilikinya. Ada ciri-ciri umum yang dimiliki Dewa Brahma, yakni:
bermuka empat yang memandang ke empat penjuru mata angin (catur muka),
yang mana pada masing-masing wajah mengumandangkan salah satu dari empat
Veda.
bertangan empat, masing-masing membawa:
teratai, kadangkala sendok (Brahma terkenal sebagai Dewa yadnya atau upacara)
Weda/kitab suci
kendi/teko/tempat air
genitri
menunggangi angsa atau duduk di atas teratai
Siklus Dewa Brahma
Brahma hidup selama seratus tahun Kalpa. Satu tahun Kalpa sama dengan
3.110.400.000.000 tahun. Setelah seratus tahun Kalpa, maka Dewa Siwa
sebagai Dewa pelebur mengambil perannya untuk melebur alam semesta
beserta isinya untuk dikembalikan ke asalnya. Setelah itu, Brahma
sebagai pencipta tutup usia, dan alam semesta bisa diciptakan kembali
oleh kehendak Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar