Dalam wiracarita Mahabharata, Adirata (अधिरथ; Adhiratha) adalah
seorang kusir dan merupakan ayah angkat Adipati Karna. Ia menjabat
sebagai kusir Raja Dretarastra. Anaknya — Karna — menjadi kesatria
tangguh sekaligus raja di Angga dan turut berpartisipasi dalam perang di
Kurukshetra.
Adirata dalam Mahabharata
Adirata memungut Karna (Radheya) di sungai Gangga, pada saat ia
melakukan sembahyang pagi. Mulanya Adirata melihat sesuatu berkilauan di
tengah sungai, seperti permata yang mengambang. Namun setelah benda
tersebut mendekat, Adirata sadar bahwa benda itu adalah sebuah kotak.
Kemudian ia berenang untuk meraih kotak tersebut, dan mendapati bahwa di
dalamnya terdapat seorang bayi. Di dalam kotak tersebut juga terbungkus
baju zirah dan anting-anting.
Setelah memungut bayi tersebut, Adirata segera memberitahu istrinya,
yaitu Radha. Kemudian mereka menamai bayi tersebut Wasusena, karena pada
saat ditemukan, anak tersebut disertai dengan baju zirah dan
anting-anting. Namun, Adirata sering memanggilnya Radheya, yang secara
harfiah berarti putra Radha.
Adirata dan Radha merawat Radheya dengan penuh kasih sayang. Pada
saat Radheya berusia enam belas tahun, Adirata membelikannya sebuah
kereta dan kuda. Namun minat Radheya mengarah kepada ilmu perang dan
panah. Ia tidak tertarik untuk menjadi seorang kusir seperti ayahnya.
Dengan mengamati kepribadian tersebut, Adirata yakin bahwa Radheya
merupakan keturunan ksatriya. Kemudian, karena merasa Radheya sudah
cukup dewasa untuk mengetahui asal-usulnya, maka Adirata dan Radha pun
menceritakan masa lalu Radheya. Mereka juga memberitahukan dimana ia
dipungut dan bagaimana keadaannya pada saat itu. Setelah mendengar
penjelasan orangtuanya, Radheya pergi merantau, lalu berguru pada
Parasurama (Rama Bhargawa) untuk menjadi seorang kesatria.
Bertahun-tahun kemudian, pada saat sebuah turnamen diselenggarakan di
Hastinapura, Radheya turut serta meski tak diundang. Pada acara
tersebut, Duryodana mengangkat Radheya menjadi raja di Angga, sebab
wilayah tersebut belum memiliki raja. Setelah mengetahui anaknya
dinobatkan sebagai raja, Adirata meuncul di tengah kerumunan penduduk
Hastinapura untuk memberi doa restu pada Radheya. Kemunculan Radheya
tersebut menjadi bahan ejekan bagi Bima, sebab Radheya yang dianggapnya
seorang kesatria, ternyata hanyalah putra seorang kusir. Mendengar
ejekan tersebut, Radheya hanya bisa menahan marah, sedangkan Duryodana
membelanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar